Permainan itu Menjebakku!

Share Infomasi :

Cerpen oleh Keila Anindya Ramadani-Siswi Kelas 6 Hamzah MI Al-Adzkar

Bagaimana aku menjelaskan kepada semua? Sungguh permainan ini menjebakku!

Hai, namaku Wulan. Aku siswi kelas delapan. Aku memiliki banyak sahabat. Sahabatku tidak hanya satu orang. Mereka adalah Joko, Indro, Damar, Baim, Beben, Cantik, Lesti, Loly, Zora, Edo, Shanti, Salma, Roni, Lili, dan Cumi. Mereka adalah orang-orang yang selalu menghiburku di kala aku sedih.

Meski aku banyak sahabat, tetapi ada juga yang tidak suka yaitu Ria dan Raquel. Namun demikian, aku selalu berusaha bersaba karena aku selalu ditemani sahabat-sahabatku.

Suatu hari, kami merencanakan untuk pergi berwisata alam.Pada momen tersebut, kami sudah berencana untuk bermain paintball.

Tiba pada hari bermain paint ball, kami dibagi menjadi dua tim. Aku 1 tim bersama Zora. Namun, ada yang membuatku bertanya-tanya saat kami bermain paintball. Sebelum paint ball dimulai, aku melihat Zora minum obat. Aku belum berani bertanya, obat apa yang diminum Zora.

Paintball berlangsung dengan seru. Saat permainan berlangsung, Zora sempat terjatuh. Tapi, hal ini tidak membuatnya mengalah. Zora ingin timnya memenangkan paintball. Namun, pikiranku teras tertuju pada Zora. Aku pun mencari tahu obat apa yang diminum Zora. Hingga akhirnya, aku mengetahui obat yang diminum Zora adalah obat jantung. Setelah mengetahui hal ini, aku pun lebih memperhatikan Zora.

Rasa sakit tak bisa ditahan lagi oleh Zora. Ia pun kembali terjatuh. Saat Roni hendak menolong Zora, ia tidak mendapati Zora sehingga berpikir ia hanya berhalusinasi. Tentu saja Roni tidak menemukan Zora karena Zora langsung menyelinap ke semak-semak. Zora masih menyembunyikan sakitnya dari sahabat-sahabatnya. Hanya aku yang mengetahui hal ini. Aku pun mengajak Zora untuk beristirahat di luar permainan.

“Zora, ayo kita istirahat. Aku tahu kamu sedang sakit.”

“Enggak Wulan, aku enggak apa-apa.” jelas Zora.

Saat itu baru aku mengetahui, obat yang diminum Zora tadi adalah obat jantung.

Namun, hal di luar dugaan pun terjadi. Ria tetiba menggantikan Zora dalam permainan paintball. Aku tidak mengerti mengapa Ria bisa menggantikan Zora.Aku tidak banyak bertanya. Sementara Zora beristirahat, kami pun melanjutkan permainan.

Ketika permainan masih berlangsung, entah mengapa Ria ingin sekali menembakku, padahal kami 1 tim. Aku pun berhasil menghindar dari serangan tembakan Ria. Saat itu, datang serangan tembakan dari dari tim lawan. Ketika aku mengarahkan tembakan ke arah lawan, Ria tetiba menyenggolku dan tembakanku tepat mengenai sasaran orang yang yang sedang duduk di belakang lawan yang hendak aku beri sasaran tembak.

Seketika permainan paintball pun terhenti. Semua menghampiri orang yang terkena sasaran tembakku. Tanpa seorang pun mengarahkan pandangannya kepadaku. Aku hanya terpaku. Seluruh anggota tubuhku kaku dan tak bisa berkata sepatah kata pun. Apa yang harus aku lakukan?

Semua menangis. Ya, sasaranku memang tepat namun bukan pada orang yang tepat. Tembakanku mengenai Zora dan tetap di dadanya. Hanya tangisan yang terdengar saat itu. Rasa bersalah menghantam dada ini. Bagaimana aku menjelaskan kepada semuanya bahwa ini ketidaksengajaan? Apakah semua akan percaya kepadaku?

Gimana ceritanya? Seru bukan?

Hm…akankah Wulan dapat menjelaskan kepada semuanya bahwa Ria yang menyebabkan semua ini?

Tunggu cerita dari Keila Anindya selanjutnya ya Sahabat Adzkar!

Author

Rani Setiani Purnawangsih

Guru yang satu ini hobi menulis dan membaca. Di awal kelulusan, perhatiannya sempat terfokus pada dunia editing naskah buku umum Islami dan proofreader untuk bacaan kategori anak di dua perusahaan penerbitan di kota Bandung dari awal 2010 hingga 2017, sebelum akhirnya kembali memutuskan ke dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah full day di Bandung Barat. Selain itu, hobinya menulis menjadikannya untuk terus belajar membuat karya dalam sebuah buku. Buku solo pun sudah berhasil diterbitkannya dan 5 buku antalogi.

2 Comments:

  • LIA AMALIA

    Alhamdulillah..barakallahu.. saya terharu, tak menyangka Ananda tercinta bisa membuat cerpen seperti ini..sebelum nya saya ucapkan Terima Kasih kepada Ibu Rani atas bimbingan nya..mudah mudahan hal ini, bisa membuat Keila meningkatkan ide dan kreatifitasnya dalam membuat cerpen selanjut nya..

Comments are closed.
Oktober 2024
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
Tim Support kami akan menjawab pertanyaan bapak/ibu
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Raudhatul Athfal (RA)
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Available