Serba-serbi KBM On Line

Share Infomasi :

Corona virus atau yang kita kenal dengan sebutan Covid-19 pertama kali masuk ke indonesia pada awal tahun 2020, tepatnya pada bulan maret 2020 kasus pertama ditemukan di Indonesia[1]. Covid 19/Virus Corona yang berasal dari kota Wuhan Cina  ini  penyebarannya sangat cepat dan cukup menghebohkan. Penyebaran virus melalui kontak langsung fisik manusia ditularkan melalui mulut, hidung dan mata. Berbagai Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dilakukan pemerintah dan lembaga keagamaan dengan menerbitkan beberapa peraturan untuk dipatuhi oleh masyarakat[2]

Masuknya virus corona yang dikenal dengan covid-19 ke negara Indonesia berdampak buruk dalam semua sektor kehidupan, tidak hanya kesehatan masyarakat yang terancam, sektor ekonomi, pariwisata, dunia usahapun ikut terdampak dan menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami penurunan. Tidak sampai disitu, penyebaran covid-19 yang makin meluas berdampak pula pada sektor Pendidikan, aktivitas pembelajaran di sekolah atau tatap muka harus terhenti sampai pada waktu yang belum ditentukan. Pemerintah dalam hal ini, kementerian pendidikan dan kebudayaan beserta kementerian agama segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengambil langkah cepat demi menyelamatkan para putra-putri generasi bangsa dari penularan virus corona (covid-19) dengan mengeluarkan kebijakan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).  

Kebijakan penerapan belajar dari rumah atau belajar jarak jauh dengan mengandalkan internet dan teknologi komunikasi dan informasi disambut baik oleh seluruh sekolah. Kedati demikian kebijakan tersebut menimbulkan permasalahan baru dalam dunia pendidikan, mulai dari tidak semua masyarakat faham akan teknologi sampai pada tidak tersedianya jaringan internet membuat masyarakat (orang tua) dan peserta didik kesulitan dalam mengakses pembelajaran jarak jauh.

Kebijakan pemerintah memberlakukan belajar dari rumah untuk peserta didik pada awalnya memberikan dampak yang positif, karena peserta didik dituntut untuk belajar meningkatkan literasi teknologi mereka, sehingga mereka sangat bersemangat mengikuti pembelajaran on line. Tidak hanya peserta didik, orang tua pun dituntut untuk mulai melek terhadap teknologi informasi dan komunikasi sehingga banyak sekali orang tua yang mengupayakan dengan berbagai macam cara agar putra/putrinya dapat mengikuti pembelajaran dengan sistem on line.

Delapan bulan telah berlalu, pembelajaran jarak jauh masih terus dilakukan, mengingat penyebaran virus dibeberapa daerah masih belum terkendali. Delapan bulan bukan waktu yang sebentar, dampak pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah mulai dirasakan oleh peserta didik, orang tua dan pendidik.

Sebagian orang tua mulai mengeluh dengan kondisi yang terjadi, membimbing anak belajar di rumah tidak semulus yang dibanyangkan, banyak derama yang terjadi, dari mulai harus membujuk anak untuk mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas, tidak sedikit orang tua yang harus memarahi  anaknya karena tidak meu mengikuti pembelajaran jarak jauh. Terlebih bagi orang tua yang kerja, mereka harus dapat membagi waktu untuk dapat membimbing putra/putinya. Tidak sedikit mereka yang bekerja harus membimbing anaknya setelah pulang bekerja, sehingga anaknya baru bisa belajar di malam hari.

Tentunya hal ini sangat berdampak pada psikologis keduanya, baik anak maupun orang tua. Karena sering telat dalam mengerjakan tugas atau mengikuti pembelajaran tentunya anak merasa tertinggal dari yang lainnya. begitu juga bagi orang tua, yang seharusnya mereka beristirahat sehabis pulang bekerja, mereka dihadapkan dengan tugas membimbing anaknya belajar. Perasaan penat, lelah tentunya menyelimuti keseharian mereka.

Permasalahan lain timbul pada diri peserta didik itu sendiri, karena sudah lama tidak belajar di sekolah, tidak bermain dengan teman-temannya, kegiatan sehari-hari yang membosankan membuat mereka mulai enggan untuk mengikuti kegiatan KBM daring. Delapan bulan adalah waktu yang lama bagi mereka untuk tidak berangkat ke sekolah, keceriaan saat berada di sekolah, tidak lagi mereka dapatkan selama belajar di rumah. Kondisi tersebut tidak jarang membuat peserta didik enggan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik, sehingga banyak dari peserta didik yang tugasnya menumpuk dan kahirnya mereka makin malas mengikuti kbm berikutnya, sehingga capaian pembelajaran jarak jauh efektifitasnya sekitaran 40%. Sebagai contoh, Ketika mengajar disalah satu kelas dengan jumlah peserta didik yang hanya 22 orang, tugas yang masuk hanya 5-7 orang yang menyerahkan tugas tepat waktu, yang lainnya terlambat bahkan tidak menyerahkan tugas sama sekali.

Dampak lainnya, banyak perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, terutama dalam hal sikap, kedisiplinan dan motivasi dalam belajar. Hal tersebut tentunya disebabkan karena Pendidikan karakter yang biasanya diterapkan di sekolah diawasi dan mendapat bimbingan langsung dari pendidik/guru sehingga dapat dilaksanakan secara intensif dan dapat diukur secara langsung tingkat keberhasilannya. Namun kini, kegiatan tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik, KBM hanya terfokus pada transfer of knowledge saja, tidak ada jaminan apakan peserta didik mendapatkan Pendidikan karakter dari orang tuanya atau tidak. Kegiatan sholat berjamaah yang biasa dilakukan di sekolah, sholat sunah, keteladanan dari pendidik atau teman sebaya, merupakan kunci utama Pendidikan karakter. Sehingga sebagai pendidik, merasa apa yang telah dibina dan dipupuk selama pembelajaran di sekolah, perlahan mengalami penurunan.

Hal lain yang terjadi yaitu partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran juga sangat rendah,  hal tersebut mungkin disebabkan oleh tekanan psikologis peserta didik ketika harus belajar di rumah, perasaan bosan, penat membuat mereka semakin malas, tidak mau mengikuti pembelajaran bahkan enggan mengerjakan tugas, sehingga bagi sebagian peserta didik, tugas makin menumpuk dan makin malas untuk mengerjakannya. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas HP, memberikan kesempatan kepada sebagian peserta didik untuk mencuri-curi waktu bermain game. Proses belajar yang berlangsung singkat 3-4 jam/hari, memberikan kesempatan besar kepada meraka untuk bermain game on line dengan temannya. Kondisi seperti ini sungguh sangat memprihatinkan, anak memang perlu hiburan, namun jika dilakukan berulang dan tanpa pengawasan tentunya akan berdampak negative pada anak.

Dampak kbm jarak jauh tentunya dirasakan juga oleh guru atau pendidik. Pembelajaran yang biasanya dilakukan di kelas bersama dengan peserta didik, kini harus dilakukan secara jarak jauh. Tentunya perlu adaftasi dalam melaksanakan system baru. Artinya pendidik harus meningkatkan kemampuan mereka akan teknologi. Pembelajaran jarak jauh, membuat pendidik semakin sadar akan pentingnya menguasai teknologi, selain harus mempersiapkan pembelajaran meraka juga harus tahu bagaimana menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat tersampaikan secara efektif.

KBM jarak jauh membuat pendidik harus bekerja keras agar materi dapat tersampaikan kepada peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berbagai cara tentunya dilakukan oleh pendidik agar pembelajaran tidak monoton, pembelajaran yang variatif tentunya harus dipersiapkan oleh pendidik, demi mengurangi rasa bosan dari peserta didik. Dari mulai mempersiapkan pembelajaran melalui video pembelajaran yang dibuat dengan berbagai aplikasi pembuat video agar bisa tampil menarik, pembelajaran langsung melalui aplikasi zoom, google meet atau aplikasi yang lainnya dipersiapkan oleh pendidik, tidak ketinggalan pelaksanaan kunjungan ke rumah-rumah peserta didik (home visit) pun dilakukan oleh pendidik agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan dan tujuan dapat tercaai dengan efektif. Bukan hal yang mudah memang, namun perlu dijalani oleh pendidik demi kelancaran pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah dan selesai pada hari itu juga, KBM dengan system jarak jauh membuat pendidik harus menambah jam kerja, selain harus  mempersiapkan pembelajaran untuk esok hari, pendidik juga harus mereview seluruh tugas peserta didik secara on line dengan cermat, sehingga pendidik harus menyediakan waktu lebih panjang agar semuanya dapat selesai dan berjalan dengan baik, kondisi tersebut tidak jarang membuat pendidik harus bekerja sampai larut malam.

Hal lain menjadi kekhawatiran adalah proses evaluasi yang diberikan kepada peserta didik, terutama evaluasi yang bersifat uji kompetensi pengetahuan, biasanya evaluasi langsung diawasi oleh pendidik, namun saat ini hanya bisa dilakukan dengan jarak jauh. Dalam hal ini kejujuran peserta didik sangat dipertaruhkan, apakah dia mengerjakan dengan jujur atau tidak?, apakah dikerjakan sendiri atau tidak? Apakah ia mengerjakan sambal mencari jawaban dari internet atau tidak? Sebagai contoh, pada pelaksanaan PTS kemarin, terdapat beberapa peserta didik yang langsung mengkopas jawaban dari hasil browsing, sungguh keadaan seperti ini sangat memprihatinkan dan menyayat hati.

Kondisi yang tidak menentu dan belum normal ini menjadi serba dilematis, sebagai seorang pendidik sekaligus sebagai orang tua, saya harus bisa membagi waktu antara memberikan materi pembelajaran dan memeriksa hasil pekerjaan peserta didik, saya juga harus memberikan bimbingan/ pendampingan kepada anak dalam mengikuti pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, tentunya saya harus bissa membagi waktu dan menentukan skala prioritas sehingga keduanya dapat dilakukan secara berdampingan dan dapat berjalan dengan baik.

Sebagai orang tua, tentunya merasakan hal yang sama seperti orang tua yang lainnya. dengan adanya kbm jarak jauh ini, membuat saya  makin menyadari bahwa mendidik atau mengajar anak sendiri ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, berbagai macam teori yang telah dipelajari, ternyata tidak mudah untuk dipraktikkan atau diterapkan pada anak.  keterbatasan ilmu membuat mata dan pikiran saya terbuka dan memahami bahwa tugas sebagai seorang guru/pendidik ternyata bukan pekerjaan yang seperti orang “sangkakan”, terutama pada masa pendemi seperti ini.

Kita tidak bisa menutup mata, bahwa kagiatan pembelajaran jarak jauh atau on line, memang memberikan dampak positif bagi kita semua, kita makin menyadari bahwa ada hal lain yang belum tereksplore oleh kita, baik pendidik, peserta didik ataupun orang tua, potensi  tersebut adalah internet. Dengan teknologi ini, kita bisa belajar dimana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Kita juga dapat mengetahui berbagai macam informasi sebagai bahan tambahan pengetahhuan kita. Pada era pandemi ini, kebutuhan internet merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada akhirnya, kita semua hanya bisa berharap dan berdo’a kepada Allah, semoga situasi seperti ini segera berkahir dan kehidupan kembali normal, para peserta didik  dan pendidik dapat kembali melaksanakan pembelajaran  di sekolah, orang tua pun dapat melakukan aktivitas pekerjaan dengan tenang, tanpa harus mengesampiingkan kewajibannya sebagai orang tua dalam mendidik putra/putrinya. Kendati kondisi telah kembali normal, jangan sampai membuat kita kembali lalai dan tidak mengupdate berbagai macam ilmu terutama dalam hal penguasaan teknologi sehingga literasi teknologi kita semakin berkembang dan maju.


[1] Ririn Noviyanti Putri, Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), Juli 2020, 705-709

[2] Syafrida & Ralang Hartati, Bersama Melawan Virus Covid 19 di Indonesia, SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-I FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol. 7 No. 6 (2020)

Comments are closed.
Oktober 2024
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
Tim Support kami akan menjawab pertanyaan bapak/ibu
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Raudhatul Athfal (RA)
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Available