MENJELANG AKHIR TAHUN, TENAGA PENDIDIK YPI AL-ADZKAR “MENGISI GELAS KOSONG” DENGAN MENGIKUTI PELATIHAN

Share Infomasi :

“MENGENAL KONSEP PENDIDIKAN INKLUSI DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA”

“Kami hanya insan yang selalu haus akan ilmu
dan selalu membutuhkan ilmu
sehingga kami selalu belajar banyak mendengar
kapan pun, di mana pun, dan dari siapa pun.”

— selalu menjadi gelas kosong —

Latepost

Sebagai tenaga pendidik yang selalu beriringan dengan perkembangan zaman, tentunya membutuhkan upgrade pengetahuan dan wawasan agar menjadi tenaga pendidik yang memiliki keterampilan mengajar yang selalu terasah. Bahkan, hal ini diperkuat dengan wacana penggunaan Kurikulum Merdeka pada tahun 2024 mendatang. Oleh karena itu, tentunya sebagai tenaga pendidik harus memahami terlebih dahulu konsep Kurikulum Merdeka.

Sebagai tenaga pendidik yang profesional, tentunya dituntut untuk tidak membedakan anak didiknya baik dari aspek kemampuan kognitif maupun dari aspek keterampilan. Dengan demikian, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui dan memahami karakter anak sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Berkenaan dengan karakter anak didik yang berbeda namun tetap meskipun berbeda mereka berhak mendapat pendidikan yang sama. Oleh karena itu, sebagai tenaga pendidik yang profesional sedikitnya mulai memahami konsep pendidikan inklusi.

Apa itu Pendidikan Inklusi?

Hellen Keller International memberikan pengertian bahwa pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan dengan meniadakan hambatan yang disebabkan perbedaan bangsa, bahasa, budaya, agama, kepercayaan, status sosial ekonomi, status kesehatan, keadaan fisik dan mental dengan tujuan agar potensi akademik dan sosial dari masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.

Bagaimana Prinsip Pendidikan Inklusif?

P-A-P-A

Pada dasarnya pendidikan inklusi memiliki prinsip yang bersandar pada PAPA.

  • Presence — Hadir
    • Presence ini maksudnya setiap peserta didik dapat hadir secara bersamaan pada setiap aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah.
  • Acknowledgement — Diterima
    • Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap peserta didik berhak diterima tanpa dibeda-bedakan.
  • Participation — Berpartisipasi
    • Dalam sekolah inklusi, setiap peserta didik dapat ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Tentu saja sekolah-lah yang harus siap melakukan penyesuaian untuk semua peserta didik.
  • Achievement — Berprestasi
    • Prinsip ini menekankan bahwa setiap peserta didik dapat berprestasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dengan memahami prinsip PAPA tersebut sebuah satuan pendidikan dapat berperan sebagai sekolah inklusif bahkan jika sekolah siap menerapkan prinsip PAPA tersebut maka sekolah tersebut sudah siap menjadi sekolah inklusif, yaitu sekolah yang siap menyelenggarakan pendidikan bagi setiap peserta didik tanpa adanya perbedaan.


Konsep pendidikan inklusi berselaras dengan konsep kurikulum merdeka. Maka dari itu, pelatihan dilanjutkan dengan penjelasan tentang konsep kurikulum merdeka.

Apa yang Menjadi Landasan Kurikulum Merdeka?

Landasan merupakan dasar atau tumpuan dilakukannya sesuatu. Begitupun dengan pengimplementasian kurikulum merdeka memiliki landasan filosofis dan landasan teoretis.

Landasan filosofis kurikulum merdeka:

  1. Filsafat Pancasila. (yang relevan di antaranya filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara);
    • Filsafat Pancasila merupakan penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Dalam bidang pendidikan, yang relevan dengan filsafat Pancasila di antaranya filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
  2. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan mendatang;
  3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan kodratnya secara holistik (trisakti jiwa);
    • Holistik dalam hal ini memiliki pengertian bahwa peserta didik dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sejak lahir. Dalam kaitannya dengan kurikulum merdeka, maka penyelenggara pendidikan menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan kodratnya.
    • Sementara trisakti jiwa merupakan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang terdiri atas cipta, rasa, dan karsa. Konsep ini selaras dengan kurikulum merdeka karena dengan menerapkan konsep trisakti jiwa artinya penyelenggara pendidikan memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan berkelanjutan yang lebih baik dari masa lalu (pembelajaran sepanjang hayat dengan kemampuan berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial masyarakat dan membangun masyarakat);
  5. Pendidikan dengan pola pikir bertumbuh (growth mindset) untuk mewujudkan peserta didik yang berpandangan hidup Pancasila (Profil Pelajar Pancasila).
    • Growth mindset merupakan pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan yang dimiliki sejak lahir dapat dikembangkan melalui proses pendidikan.
    • Sementara Profil Pelajar Pancasila merupakan serangkaian kompetensi dan karakter yang diharapkan dimiliki peserta didik dengan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Landasan teoretis kurikulum merdeka

Dasar teoretis kurikulum merdeka berpedoman pada dua teori, yaitu:

  1. Teori of Change – Transformasi Pendidikan
    • Teori of Change merupakan eksplorasi sistematis yang menjelaskan secara luas dan lengkap tentang proses perubahan yang diharapkan terhadap suatu kondisi tertentu.
  2. Teori Replikasi Transformasi

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka memiliki tiga karakteristik utama, yaitu

  1. Fokus pada materi yang esensial sehingga konten pun lebih disederhanakan.
  2. Pembelajaran lebih menekankan pada proyek kolaboratif, aplikatif dan lintas pelajaran.
  3. Rumusan capaian pembelajaran yang bersifat fleksibel karena disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

Struktur Kurikulum Merdeka di Tingkat Dasar

  1. Fase A — Umumnya kelas 1 dan 2
  2. Fase B — Umumnya kelas 3 dan 4
  3. Fase c — Umumnya kelas 5 dan 6

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

  1. Pembelajaran bermakna dan menyenangkan mempertimbangkan kebutuhan, tahap perkembangan, dan pencapaian belajar siswa;
  2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas menjadi pebelajar sepanjang hayat;
  3. Pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter siswa secara holistik;
  4. Pembelajaran dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya siswa serta melibatkan orang tua dan komunitas;
  5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka

  1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran;
  2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen;
  3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya;
  4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif;
  5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Konsep Kurikulum Merdeka

1. Growth mindset dari sebelumnya fixed mindset
2. Life skills untuk pendidikan umum lebih dominan dibandingkan career skills
3. Profil Pelajar Pancasila
4. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
5. Capaian pembelajaran menggantikan KI dan KD
6. Fase (terkait kompetensi) dan kelas (terkait usia) dari sebelumnya hanya kelas
7. ATP merupakan salah satu bentuk silabus kurikulum merdeka
8. Modul ajar merupakan salah satu bentuk RPP kurikulum merdeka
9. Materi esensial dari sebelumnya materi yang padat
10. KKTP menggantikan istilah KKM
11. Proyek individual siswa menjadi proyek kolaboratif yang tematik integratif dengan modul proyek untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila
12. Berbasis kompetensi utuh holistik dari sebelumnya dipisah-pisah
13. Pendekatan dan model pembelajaran yang ditetapkan (disarankan)
    menjadi dibebaskan (tidak ada yang terbaik)

Dalam konsep Kurikulum Merdeka, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar berubah menjadi Capaian Pembelajaran. Berdasarkan Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 262/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran, Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.

Adakah Keungguluan dari Kurikulum Merdeka

Keunggulan Kurikulum Merdeka

  1. Lebih sederhana dan mendalam
    • Maksud dari lebih sederhana bahwa pembelajaran lebih fokus pada materi yang esensial serta pada pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya. Sementara mendalam maksudnya pembelajaran dilaksanakan tidak terburu-buru mengejar keterselesaian materi, tetapi pembelajaran dilaksanakan secara jelas juga menyenangkan.
  2. Lebih merdeka
    • Dalam kurikulum merdeka, pada tingkat menengah atas peserta didik tidak ada pilihan sesuai minat dan bakat. Begitupun dengan tenaga pendidik — mereka mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sementara untuk satuan pendidikan, memiliki wewenang untuk mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan kemampuan serta karakteristik peserta didik.
  3. Lebih relevan dan interaktif
    • Pengerjaan proyek yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor isu-isu kekinian yang dapat mengembangkan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Itulah pemahaman dari pelatihan sebagai upgrade wawasan dan pengetahuan para tenaga pendidik di lingkungan YPI Al-Adzkar. Selain itu, hal ini sebagai sikap satuan pendidikan yang selalu mensuport terhadap perkembangan dunia pendidikan.

Begitupun dengan kami — sebagai tenaga pendidik akan selalu menjadi “Gelas Kosong” yang siap menerima ilmu baru dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

– Guru RA dan MI Al-Adzkar Islamic Full Day School –
Author

Rani Setiani Purnawangsih

Guru yang satu ini hobi menulis dan membaca. Di awal kelulusan, perhatiannya sempat terfokus pada dunia editing naskah buku umum Islami dan proofreader untuk bacaan kategori anak di dua perusahaan penerbitan di kota Bandung dari awal 2010 hingga 2017, sebelum akhirnya kembali memutuskan ke dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah full day di Bandung Barat. Selain itu, hobinya menulis menjadikannya untuk terus belajar membuat karya dalam sebuah buku. Buku solo pun sudah berhasil diterbitkannya dan 5 buku antalogi.

Comments are closed.
Januari 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Tim Support kami akan menjawab pertanyaan bapak/ibu
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Raudhatul Athfal (RA)
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Info
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Available