Oleh: Mulki Sobarwati
Di Saat kami sedang bersemangat untuk merancang kegiatan outing di luar sekolah, saat kami sudah menyiapkan segala sesuatu untuk kegiatan outing, saat kami sudah menjanjikan kepada anak didik kami untuk menjaga kesehatan karena kita akan melakukan kegiatan outing dan mereka sangat antusias serta sangat gembira. Saat itu pula kami mendapat berita bahwa kegiatan outing dan kegiatan yang lainnya harus kita tunda sampai batas waktu yang kita tidak tahu. Saat itu pula mendengar satu nama disebut, COVID 19. Sedih, iya…sangat sedih😭
Pembelajaran harus dilakukan dengan metode PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), Daring (Dalam jaringan) atau Online yang membuat mereka harus berdekatan dengan handphone. Padahal saat itu, saya sangat membatasi anak didik saya untuk menggunakan sedikit waktunya untuk bermain dengan handphone.Tapi karena harus belajar dengan online, maka dengan berat hati saya mengharuskan mereka berdekatan kembali dengan handphone.
Pembuatan materi pembelajaran dengan membuat video….yaaa…saya senang akhirnya saya bisa membuat video pembelajaran, tetapi…untuk anak usia dini, apakah cukup bagi mereka bisa mudah memahami dengan melihat video dari bu guru? Tentu tidak … Anak usia dini dalam pembelajaran atau pemahaman sesuatu, mereka membutuhkan sentuhan dan pendampingan.
Sebagai seorang guru di sekolah, saya mengajak ayah dan bunda untuk ikut serta menjadi seorang guru untuk ananda di rumah. Mampu meluangkan waktunya untuk dapat mendampingi, membantu, menemani ananda belajar dari rumah. Mungkin Untuk bunda yang bertugas sebagai ibu rumah tangga, mereka enjoy dan mudah untuk mendampingi ananda belajar dari rumah. Tetapi, untuk bunda yang bekerja, mereka ada yang mengeluh, karena waktu mereka kurang untuk mendampingi ananda belajar dari rumah. Alhamdulillah, dengan komunikasi yang baik akhirnya kami menyarankan ayah atau bunda untuk mendampingi ananda saat akhir pekan saja.
Saat memberikan materi PJJ, banyak sekali target pencapaian yang harus saya kurangi . Dikarenakan kondisi dan keadaan PJJ. Tetapi saya berusaha semaksimal mungkin membuat materi yang sangat menarik agar materi saya sampaikan mampu dan mudah dipahami oleh anak didik saya. Untuk penilaian, saya lakukan setiap hari melalui kiriman voice note, foto atau video dari ayah dan bunda.
Kami pun mengadakan kegiatan konseling,untuk dapat bertemu langsung dengan anak didik dan melihat secara langsung perkembangan dan kemampuan anak didik walaupun hanya beberapa orang dan dengan waktu yang sangat sebentar. Saya merasa sangat senang bisa bertemu dengan mereka meskipun hanya sesaat, dan terlihat sekali wajah mereka sangat bahagia.
Ada satu anak didik saya yang berkata dan membuat saya menangis, dia bernama Alya…dia bilang, “Bu Kiki, Alya kangen sekolah. Alya mau sekolah, tidak mau belajar di rumah. Alya tidak semangat kalau belajar di rumah. Alya rindu teman-teman!” lalu, kami pun semua berpelukan.
Ada satu anak didik saya yang selama PJJ ini saya belum bertemu dengan dia, dikarenakan untuk sementara beliau berada di luar kota. Tetapi alhamdulillah, ayah dan bundanya sangat antusias dalam mengikuti PJJ ini sehingga alhamdulillah hasil dari PJJ ini pun bisa maksimal dan perkembangan yang dicapai oleh anak tersebut sangat baik.
Juga ada satu anak didik saya yang sampai saat ini bundanya belum mengizinkan ananda untuk berinteraksi keluar rumah, sehingga saya mengadakan kunjungan ke rumahnya (home visit) seminggu 1 atau 2 kali, dan alhamdulillah dukungan dari keluarga anak didik tersebut sangat baik sehingga materi pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik. Alhamdulillah selama PJJ berlangsung mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, mampu berhitung dengan baik, kemampuan dalam berbahasa Inggrisnya juga cukup baik dan sangat antusias belajarnya—saat saya berkunjung ke rumahnya.
Harapan terbesar saya dan selalu saya panjatkan kepada Allah SWT. di dalam do’a saya, semoga pandemik Covid 19 ini cepat berlalu, kehidupan berjalan seprti sedia kala, kami dapat belajar di sekolah lagi seperti biasa, bisa bertatap muka secara langsung dengan anak didik karena anak usia dini sangat memerlukan pembelajaran secara tatap muka agar mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnya, sehingga saya bisa dengan maksimal mencapai target saya sebagai seorang guru yaitu mencerdaskan anak bangsa yang berakhlakul karimah.
(Cerita ini merupakan peraih juara 1 Lomba Menulis Tingkat Sekolah)